Kemenperin Klaim RI Masuk 5 Besar Produsen Tekstil Terefisien di Dunia

Kementrian Perindustrian menegaskan posisi Indonesia semakin kuat dalam industri tekstil dan produk tekstil (TPT) global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Indonesia kini masuk lima besar produsen tekstil paling efisien di dunia, dengan biaya produksi yang mampu bersaing dengan negara-negara utama seperti Cina, India, dan Turki. "“Biaya produksi pemintalan benang di Indonesia hanya sekitar US$2,71 per kilogram, lebih rendah dibandingkan India, Cina, dan Turki,” kata Agus dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Di subsektor pertenunan, ia melanjutkan, biayanya mencapai US$8,84 per meter, dan di fabric finishing hanya US$1,16 per meter. Posisi itu menjadikan Indonesia salah satu yang paling efisien di dunia. Agus menegaskan, efisiensi tersebut menunjukkan daya saing global industri tekstil nasional dan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan di masa depan. “Sektor TPT kita telah terbukti tangguh, adaptif, dan kompetitif di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.

Ia menambahkan, industri TPT kini tak lagi bisa disebut sunset industry. Dalam setahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto, industri TPT tumbuh 5,39 persen dan menyumbang 0,98 persen terhadap PDB nasional.

Produk tekstil Indonesia juga menunjukkan performa ekspor, terutama ke Amerika Serikat. Komoditas pakaian dan aksesori rajutan (HS 61) mencatat surplus perdagangan sebesar US$1,86 miliar, melampaui alas kaki (HS 64) yang mencapai US$1,85 miliar.

Menurut Agus, capaian ini menandakan bahwa produk tekstil Indonesia memiliki posisi kompetitif dan berkelanjutan di pasar global. “Angka-angka tersebut menjadi bukti nyata bahwa industri TPT kita mampu bersaing dan terus bertumbuh,” ujarnya.

Berita Lainnya