Kemenperin Berikan Sertifikat Industri Hijau dan Penghargaan Industri Hijau 2024

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Kemenperin Andi Rizaldi menjelaskan, keseluruhan industri memiliki tanggung jawab untuk mengurangi emisi dari tiga sektor, sesuai Kesepakatan Paris.

Pasalnya, dari lima faktor yang emisinya harus dikurangi, pengembangan industri hijau mencakup tiga hal. Pertama, proses industri dan penggunaan produk atau industrial processes and product use (IPPU), kedua energi (energy), dan ketiga limbah/sampah (waste).

Kemenperin tengah berupaya mendorong pemberian insentif bagi produk-produk yang telah memenuhi standar industri hijau seperti prioritas dalam pendanaan bagi perusahaan atau industri yang sudah memproduksi produk yang ramah lingkungan atau sesuai dengan standar industri hijau.

Hal ini mengingat instruksi Presiden Joko Widodo yang memberikan insentif kepada produk jasa yang memenuhi persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen. Produk yang memenuhi industri hijau diharapkan bisa menjadi prioritas dalam hal pengadaan baik pemerintah, pemerintah daerah, maupun BUMN. “Nah, kami sekarang sedang mengusulkan, sedang bekerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) agar produk-produk yang ramah lingkungan juga mendapatkan insentif yang sama,” tutur Andi. Sebaliknya, produk-produk yang mengganggu lingkungan juga dapat diberikan tanda hitam (blacklist) dan mendapat disinsentif.

Penggunaan bahan daur ulang atau tanaman serat yang mudah terurai, kebutuhan akan bahan baku dari sumber daya alam yang terbatas, serta mengurangi jumlah limbah tekstil. Teknolgi ramah lingkugan dapat mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produksi tekstil dan penggunaan bahan-bahan alami atau daur ulang, mengurangi risiko polusi air dan tanah yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses produksi tekstil tradisional.

Tuntutan pasar saat ini akan pentingnya tekstil ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, sesuai dengan peralihan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal dan memperkuat rantai pasokan lokal, Teknologi tekstil ramah lingkungan dapat membantu meningkatkan keberlanjutan ekonomi di daerah-daerah penghasil bahan baku tekstil, serta menciptakan lapangan kerja baru dalam industri berkelanjutan.

Related Post