×

Masuk

Belum Terdaftar? Daftar

×

Daftar

Sudah Terdaftar?

Pemerontah Akan Merevitalisasi Industri TPT

Jakarta July 2017


...
Mesin Pintal

Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemperin), dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa pemerintah tahun ini akan melakukan revitalisasi industri TPT. Menurutnya industri TPT memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia baik dari perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar karena sifat industrinya padat karya.


Pemerintah berencana memberikan insentif revitalisasi permesinan kepada pelaku usaha tekstil dan produk tekstil (TPT) guna mendongkrak produksi. Fokus revitalisasi industri TPT ini lebih kepada pemberian fasilitas dari sisi regulasi dan kemudahan perizinan.


Menurutnya banyak dari mesin yang digunakan oleh pabrikan tekstil di dalam negeri tergolong sudah uzur. "Nanti bentuknya semacam keringanan pajak impor mesin dari luar negeri. Selain itu juga menjadi semacam stimulus kepada pelaku usaha untuk berkembang terus. Untuk sementara insentif ini untuk sektor tektil dulu belum yang lain," katanya. Meliihat program revitalisasi industri tekstil yang dicanangkan pemerintah Prama Yudha Amdan, Executive Assitans President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk tahun ini POLY menargetkan pertumbuhan sekitar 10%-12%. Tahun lalu, POLY membukukan pendapatan bersih sekitar US$ 399 juta. Jumlah ini meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni US$ 360 juta.


Untuk memenuhi ketersediaan bahan baku industri TPT dari dalam negeri, Kemperin mendorong PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menghidupkan kembali (revamping) lini produksi purified terephthalic acid. Namun, upaya tersebut masih terganjal oleh proses restrukturisasi utang perusahaan yang belum selesai. Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director Asia Pacific Fibers menerangkan revamping produksi purified terephthalic acid tidak hanya akan menguntungkan perusahaannya, tapi bagi industri secara keseluruhan. "Pemerintah bisa melihat urgensi produksi purified terephthalic acid ini sebagai trigger pertumbuhan industri tekstil turunannya nanti," ujar Prama.


Bila produksi purified terephthalic acid dari Asia Pacific Fibers berjalan lagi, pasokan bahan baku tidak perlu diimpor. Apalagi dengan kapasitas produksi purified terephthalic acid milik Asia Pacific Fibers cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku polyester dalam negeri. Secara keseluruhan, kebutuhan purified terephthalic acid domestik mencapai 1,7 juta ton. Tercatat, kapasitas terpasang produksi purified terephthalic acid dalam negeri mencapai 1,74 juta ton tahun lalu. Namun, dari jumlah tersebut kapasitas produksinya hanya 1,5 juta ton.

Prama menambahkan, revamping memerlukan persetujuan restrukturisasi utang pemerintah dan berefek pada revitalisasi industri TPT secara nasional. "Kami menunggu action pemerintah, seperti apa paket insentif yang nantinya disediakan dalam rangka revitalisasi ini," urai Prama.